MEDAN, Waspada.co.id – Pada perdagangan awal pekan ini, pasar tidak akan banyak dibanjiri oleh agenda ekonomi.
Namun dalam satu pekan ke depan, agenda Bank Indonesia yang akan menetapkan besaran bunga acuan, ditambah dengan pidato dari FOMC Minutes yang akan menjadi penggerak pasar selanjutnya. Untuk besaran bunga acuan BI atau BI 7 days repo rate diproyeksikan akan tetap bertahan di level 6%.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan sehingga BI rate diproyeksikan tidak akan begitu besar memberikan perubahan kinerja pasar keuangan domestik.
“Pada perdagangan hari ini, sejumah bursa saham di Asia bergerak variatif. IHSG diproyeksikan akan bergerak seirama mekskipun potensi koreksi berlpeluang terjadi pada IHSG,” tuturnya, Senin (19/2).
Seiring dengan kinerja IHSG yang mengalami kenaikan signifikan setelah perhelatan Pemilu di pekan kemarin. IHSG pada sesi perdagangan pembukaan pagi ditransaksikan melemah tipis di level 7.329.
“Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah juga ditransaksikan melemah di sesi perdagangan pagi. Rupiah terpantau melemah di level 15.635 per US Dolar sejauh ini,” jelasnya.
Dalam sepekan ke depan, pasar keuangan diproyeksikan akan bergerak mendatar dalam ruang volatilitas yang terbatas. IHSG diproyeksi akan bergerak dalam rentang 7.250 hingga 7.370.
“Sementara itu, mata uang Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.570 hingga 15.670 per US Dolar. Dan jika FOMC minutes nantinya lebih bernada hawkish, maka baik Rupiah dan IHSG akan mendapatkan tekanan tambahan di akhir pekan,” ungkapnya.
“Di sisi lain, harga emas dunia terpantau bergerak naik pada sesi perdagangan pagi. Harga emas ditransaksikan menguat dikisaran level $2.018 per ons troynya. Dengan potensi harga emas akan lebih banyak berkonsolidasi di pekan ini,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post