MEDAN, Waspada.co.id – Rilis data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi. Di mana untuk inflasi inti di Bulan April merealisasikan angka sebesar 3.6%, dan inflasi pada umumnya merealisasikan angka sebesar 3,4% YoY.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan realisasi data inflasi tersebut juga mendorong pelemahan pada imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang saat ini berada di kisaran 4,3%.
“Di sisi lainnya, USD Index juga terpantau mengalami penurunan dikisaran 104.2,” tuturnya, Kamis (16/5).
Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat di level 15.930 per US Dolar. Meredanya tekanan inflasi di AS memberikan dorongan pada membaiknya kinerja pasar keuangan di tanah air.
“Data inflasi AS tersebut setidaknya memberikan harapan bahwa masih ada peluang The FED memangkas bunga acuannya. Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 15.970 – 16.110 hari ini,” ungkapnya.
Setelah dua hari sebelumnya, Gubernur Bank Sentral AS memberikan pidato yang diterjemahkan sebagai kemungkinan bahwa The FED berpeluang tidak akan menurunkan bunga acuan di tahun ini.
“Sementara itu, kinerja IHSG pada perdagangan pagi ini juga ditransaksikan menguat ke level 7.238. Pasar keuangan di tanaha air secara keseluruhan mendapatkan angin segar dari melemahnya laju tekanan inflasi di AS yang dirilis rabu malam. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.180 hingga 7.250 di hari ini,” ucapnya.
Tidak hanya kinerja pasar keuangan di tanah air, kinerja pasar keuangan di Asia juga membaik pagi ini. Termasuk juga harga emas yang ditransaksikan dikisaran $2.319 per ons troy.
“Harga emas pagi ini ditransaksikan melemah dibandingkan dengan kinerjanya saat ditransaksikan di pasar amerika. Namun harga emas jauh melompat lebih tinggi dibandingan dengan perdagangan sore sebelumnya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post