MEDAN, Waspada.co.id – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumatera Utara (Sumut) menyoroti penganiayaan anak di bawah umur yang diduga dilakukan seorang aparatur sipil negara (ASN) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut.
Ketua LPA Sumut Muniruddin Ritonga mengaku prihatin dengan kejadian seorang ASN yang tega melakukan penganiayaan terhadap anak tirinya.
“Pastinya kita sangat perihatin dan mengecam keras kejadian ini,” kata Muniruddin saat dikonfirmasi, Senin (10/2).
Muniruddin yang juga anggota DPRD Sumut ini mengatakan, apapun alasannya penganiayaan terhadap anak itu sangat tidak dibenarkan.
“Bagaimana pun kondisi dan situasinya penganiayaan terhadap anak itu tidak diperbolehkan dan tidak pernah dibenarkan, oleh karena itu kiranya kita mendesak dan mendukung pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti kejadian ini,” ucapnya.
Politisi PKB Sumut mengatakan jika hal ini benar terjadi dirinya berharap agar pihak berwenang segera menindak lanjuti kasus ini.
“Jikalau memang benar terjadi sesuai dengan yg beredar sekarang ini kiranya pihak yg berwenang untuk menindak dengan tegas terduga pelaku penganiayaan ini sesuai dengan ketentuan peraturan yg berlaku dan kita dari lembaga perlindungan anak Sumatera Utara akan mengawal hal ini sampai tuntas,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) inisial FDS di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) diduga melakukan penganiyaan penyiraman air panas terhadap anak tirinya berusia 10 tahun.
Akibat penyiraman ini, anak tersebut mengalami luka bakar dibagian paha. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 Januari 2025, setelah melakukan penyiraman pelaku langsung pergi bekerja.
Ayah korban, Dede S Siregar mengatakan sangat menyeselkan peristawa yang menimpa putrinya itu. Dia mengaku sudah menceraikan atau mentalak istrinya karena sudah menganiaya putrinya.
“Kulitnya melepuh, setelah menyiram dia pergi kerja, pas pulang kerja itu, saya tanya lagi, kemana kita bawa berobat, namun dia tidak menghiraukan saya, untuk minta maaf saja tidak ada sampai saat ini,” kata Dede, saat dikonfirmasi, Senin (10/2). (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post