MEDAN, Waspada.co.id – Tokoh masyarakat Prof Dr dr. Ridha Dharmajaya Sp.BS (K) mengaku miris melihat kondisi nelayan di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang berada di bawah garis kemiskinan.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara pelantikan pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) masa bakti 2004-2029 di Gedung OB Sya’ap Lantamal I Belawan, Medan, Jumat (31/5).
“Hari ini kita harus berfikir dan berbuat untuk mengangkat ekonomi keluarga nelayan karena tingkat kemiskinan tertinggi ada di nelayan,” ujar Prof Ridha.
“Tentu sangat miris, Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia tapi nelayannya hidup dalam bayang kemiskinan,” sambungnya.
Digelar sebagai ‘Ayah Nelayan’ Prof Ridha pun memiliki keinginan agar nelayan bisa diberdayakan.
“Masalah BBM subsidi, zona tangkapnya yang terganggu dengan nelayan yang menggunakan alat dengan daya tangkap yang besar ini harus diperhatikan juga,” sebut Prof Ridha.
Selain itu juga sebutnya, masalah harga rantai pasok ke konsumen yang diganggu oleh tengkulak sehingga harga jual nelayan sangat rendah juga harus menjadi perhatian serius.
“Pemerintah harus ambil peran dalam penetapan harga sehingga ekonomi nelayan bisa meningkat dan nelayan bisa hidup sejahtera,” harap Prof Ridha.
Sementara itu, Ketua DPD HNSI Sumut Azlinda Marpaung yang baru saja dilantik meminta dukungan dari instansi terkait untuk ikut mengurai masalah nelayan di Indonesia.
“Mari sama-ama sama kita perjuangkan masib nelayan. Mari kita selesaikan bersama sejumlah istansi terkait membantu HNSI untuk menyejahterakan nelayan. Mari kita makan ikan karena ikan bergizi dan mengandung protein yang tinggi sehingga Indonesia menjadi negara maritim meskipun masih banyak anak-anak yang kurang gizi,” ucapnya.
Acara pelantikan itu dihadiri langsung Ketua Umum DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pusat Laksamana (Purn) Sumardjono, Edy Rahmayadi, Wadanlantamal I Belawan Kolonel (L) Siswo Widodo, Kapolsek Belawan AKP Ponijo dan sejumlah pengurus HNSI pusat lainnya. (wol/rls)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post