MEDAN, Waspada.co.id – Memasuki Bulan Suci Ramadhan, sudah pasti para ibu-ibu yang doyan membuat kue kebanjiran orderan. Salah satunya, pembuat kue di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan II, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan.
Di salah satu rumah sederhana di pinggir jalan Medan-Belawan tepatnya di Km 15, kita dapat menemukan seorang wanita bernama Faridah Hanum. Wanita berusia 60 tahun ini memiliki keterampilan membuat kue tradisional khas daerah.
Di sela-sela kesibukannya, ibu memiliki cucu ini terlihat sedang mengadon sejumlah kue pesanan yang akan disiapkan untuk Lebaran Idul Fitri.
Tak heran, sejumlah perkakas adonan kue berada di sekelilingnya. Dengan ketrampilannya, Faridah membuat kue peniaram khas Melayu dan kue karah khas Aceh untuk para konsumen yang memesan.
“Kalau sudah puasa, saya selalu kebanjiran orderan. Alhamdulillah, masih puasa ketiga, sudah banyak yang pesan kue peniaram dan kue karah untuk disajikan selama lebaran,” kata Faridah, Sabtu (25/3).
Untuk membuat kue itu, Faridah tidak sendirian, ia ditemani komunitas UMKM-nya dari kerabat dan tetangganya. Orderan kue tradisional itu tidak hanya diorder dari orang yang kenal dengannya, tapi ada juga datang dari luar Kota Medan.
“Syukur alhamdulillah, orderan setiap tahun pasti ada saja, bahkan ada yang order dari luar Kota Medan,” ungkap wanita bercucu ini ditemani rekannya.

Untuk mengolah kue tersebut, Faridah mengaku, tidak begitu silit baginya yang sudah 30 tahun terlatih membuat kue. Cara mengadon kue yang akan disajikan, katanya, terlebih dahulu membuat campuran tepung, telur dan gula merah aren sebagai bahan dasarnya.
“Dengan tepung seberat 200 kilogram, saya bisa membuat puluhan kilo kue pesanan pelanggan. Untuk harga kue peniaram saya pasarkan berkisar Rp15 ribu per 200 gram hingga Rp25 ribu per 400. Sedangkan kue karah harganya Rp20 ribu per 200 gram dan Rp30 ribu per 400 gram,” ungkapnya.
Dirinya tertarik menekuni kue khas tradisional, sebab jarang ada di pasaran. Dengan olahan secara tradisional yang dilakukan di rumahnya, dirinya mampu memasarkan kue tersebut hingga menjelang lebaran dapat meraup omzet Rp50 juta.
“Yang pastinya, kalau Bulan Suci Ramadhan ini orderan pasti banyak. Makanya keuntungan bakal lebih lumayan dari hari biasanya,” ucap Faridah.
Faridah juga mengaku dapat dukungan dari kelurahan yang difisilatasi kepala lingkungan untuk memasarkan produk kue tradisional yang dibuatnya selama ini.

“Saya tidak sendiri memasarkan ini, saya juga dibantu komunitas UMKM dan kelurahan serta Kepling. Sehingga, hasil yang saya produksi ini dapat dipasarkan sampai ke luar daerah,” ungkap Faridah.
Kepala Lingkungan 2 Kelurahan Martubung, Ramlah, mengatakan dengan UMKM yang ditekuni Bu Faridah telah mendukung program pemerintah.
“Kami dari pemerintah juga turut mendukung untuk mempromosikan di setiap kantor lurah dan kantor camat, sehingga dapat menambah penghasilan dan membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya. (wol/ril/d1)
Editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post