MEDAN, Waspada.co.id – Penembak mati terhadap mantan anggota DPRD Langkat, Dedi Bangun (38) warga Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, mengaku mendapat upah Rp10 juta untuk menghabisi korban Paino.
“Dibayar 10 juta (rupiah) sama dia (otak pelaku),” aku pelaku saat rilis kasus penembakan mantan anggota DPRD Langkat di Aula Tribrata Mapolda Sumut, Senin (13/2).
Dedi mengakui, menembak korban pada bagian dada kanan dari jarak dekat sekira 0,5 meter. “Seperti ditempel lah gitu,” ujar residivis kasus pembunuhan tersebut.
Dalam kasus penembakan terhadap mantan anggota DPRD Langkat itu, tim gabungan Subdit III/Jatanras Direktorat (Dit) Reskrimum Polda Sumut dan Polres Langkat meringkus lima tersangka dengan peran berbeda.
Sentosa Ginting alias Tosa (26) warga Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Persada Sembiring (43) warga Desa Gunung Tinggi, Kecamatan Sirapit, Langkat.
Kemudian, MH alias Tio (27) warga Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Langkat dan SY alias Tato (27) warga Kelurahan Bingai, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
“Otak pelakunya Sentosa Ginting karena sakit hati terhadap korban,” terang Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak.
Peristiwa itu terjadi ketika korban, Paino (48) warga Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam Bukit Lembasa, Kecamatan Wampu, Langkat itu hendak pulang dari warung Amiran yang berjarak sekira 3 kilometer dari rumahnya.
Namun, sekira 900 meter beranjak, korban ditemukan tewas oleh petugas jaga mal PT INK dalam kondisi telentang dan dada kanan terluka tembak.
Korban kemudian dibawa ke RS Putri Bidadari Stabat, namun dinyatakan telah meninggal dunia. Selanjutnya jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk autopsi.
Panca mengungkapkan, dari hasil penyelidikan tim gabungan berhasil menemukan para pelaku. Aksi penembakan itu telah direncanakan sepekan sebelumnya.
“Aksi penembakan itu sudah direncanakan sejak awal pada 20 Januari lalu,” ungkapnya dalam proses penyelidikan ditemukan barang bukti senjata api jenis rakitan dan selongsong dan proyektil.
“Para tersangka ditangkap secara terpisah, di Aceh, Deliserdang, dan Langkat. Tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain,” tutupnya.(wol/lvz/d1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post