MEDAN, Waspada.co.id – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah mengakui, dirinya menjadi ketua partai politik karena dorongan dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Permintaan itu disampaikan Edy setelah pasangan Eramas memenangkan Pilkada Sumut tahun 2018, dengan rival Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan dan PPP. Edy Rahmayadi dan Ijeck dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut.
“Makanya saat diminta (Edy Rahmayadi) untuk menjadi Ketua partai lagi, saya bilang cukuplah. Nanti tak ada waktu saya sama anak cucu saya. Nanti keluarga saya jadi tak terurus. Mau ngurus partai dari mana-lah uang saya lagi,” kata Ijeck saat menjamu Pengurus DPD Partai Demokrat Sumut, di Kantor DPD Golkar, Senin (17/10).
Ijeck menyebutkan, waktu itu ia malah menyarankan Edy Rahmayadi untuk maju sebagai ketua partai politik di Sumut. Mantan Ketua Umum PSSI itu, juga menolak dan terus menyarankan Ijeck untuk menjadi ketua partai politik di Sumut.
“Abang (Edy Rahmayadi) saja-lah yang jadi ketua partai saya bilang. Tapi ini betul ini saya sampaikan, kalau pak Edy lupa nanti saya yang sampaikan ke beliau. Saya sampaikan sudah-lah bang saya enggak mau di pemerintahan lagi,” ucap Ijeck.
“Sekarang sudah masuk (partai politik), bukan berarti saya mau meninggalkan tanggung jawab saya, tidak. Saya akan mempertanggungjawabkan, dunia akhirat karena masyarakat memilih,” tutur Ijeck.
Ijeck mengakui alasan dirinya menolak menjadi ketua partai politik, tidak ingin ambisi politik nantinya berujung fitnah. Apalagi menjadi ketua partai politik di Sumut disebut-sebut untuk memuluskan dirinya maju sebagai calon Gubernur di Pilkada Sumut 2024 mendatang.
“Abang saja saya bilang, saya ini wakil abang nanti diluaran muncul fitnah, dikira orang saya mau maju lagi jadi Gubernur. Abang ajalah. Nanti kita digosok-gosok orang jadi berantam kita,” sebut Ijeck.
Tapi, Edy Rahyamadi terus menyakinkan Ijeck dan akhirnya, Ijeck menuruti permintaan dirinya menjabat ketua partai politik di Sumut dan memilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumut.
“Enggak-lah Ijeck aja. Kita kan udah kaya suami istri mana ada yang misahkan kita,” kata Ijeck, menirukan kata-kata Edy.
Sembari waktu berjalan, Ijeck pun menjadi Ketua DPD Golkar. Namun, tidak diketahui alasan persis Edy Rahmayadi kerap menyindir Partai Golkar di depan umum. Hal ini membuat kedua pemimpin di Sumut itu terkesan tidak harmonis.
Apa yang menjadi perhitungan dan prediksi Ijeck menjadi kenyataan. Dia juga membantah ada permasalahan pribadi dengan Edy Rahmayadi saat ini. Ijeck sadar diri, bila ada kesalahan seharusnya ditegur, bukan mendapatkan sindiran di muka publik.
“Ini maksud saya dalam politik kita tidak harus memutuskan silaturahmi. Jangan gara-gara urusan dunia kita putus silaturahmi. Karena kita dalam Islam silaturahmi itu yang paling dibenci kalau kita putuskan,” pungkasnya. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post