PANGURURAN, Waspada.co.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Samosir menggelar pelatihan pengelolaan desa wisata kepada 40 orang berasal dari beberapa desa wisata di Kabupaten Samosir.
Peserta yang ikut pelatihan, di antaranya berasal dari Desa Partungko Naginjang, Turpuk Limbong, Hariarapohan, Sabulan, Tamba Dolok, Sianjur Mulamula, Aek Sipitudai, Lumban Suhi Toruan, Huta Tinggi, Sijambur, Sitinjak, Simanindo, Sigaol Simbolon dan Situngkir.
Kepala Dinas Disbudpar Samosir Tetti Naibaho kepada Waspada Online ditemui di Objek Wisata Togaraja, Desa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian Boho, mengatakan acara ini dilaksanakan selama tiga hari, terhitung sejak 19-21 September di Hotel Prima dan praktik lapangan dilaksanakan di Desa Wisata Partungko Naginjang.
Tujuan pelatihan tersebut sebagai upaya meningkatkan kapasitas pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola dan menyusun paket wisata di desa masing-masing.
“Dengan menggali dan optimalisasi pemanfaatan potensi-potensi yang ada di sekitar desa wisata sebagai atraksi dapat dilakukan oleh wisatawan,” jelasnya.

Setelah disusun dalam bentuk paket wisata, kata Tetti, kemudian dipromosikan. “Atraksi wisata masing-masing desa wisata akan disusun dalam bentuk paket wisata dan selanjutnya dipromosikan untuk dijual ke travel agency dan ke calon wisatawan,” tambahnya.
Pretty Simbolon selaku peserta pelatihan pengelolaan desa wisata merupakan perwakilan dari Pokdarwis, mengaku bangga dan senang karena dapat berkesempatan mengikuti pelatihan. “Ini merupakan suatu kesempatan besar bagi seseorang yang berkecimpung dalam pengelolaan desa wisata,” ujar peserta dari Desa Sigaol Simbolon, Kecamatan Palipi.
Dalam pelatihan itu, ungkapnya, tentunya setiap peserta akan mendapatkan pembekalan mengenai pengelolaan desa wisata yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan, banyak hal-hal yang menarik yang diperoleh sepanjang pelatihan berlangsung, seperti pemaparan materi tentang dusun kreatif.
“Tentunya apa yang disampaikan membuat wawasan atau ide-ide kami makin terbuka, pola pikir terbuka dan sangat termotivasi untuk bertindak lebih lagi dalam mengelola desa wisata di desa masing-masing,” ungkapnya.
Pretty mengatakan, para peserta dapat langsung dibawa praktik ke Desa Wisata Toga Raja Partungko Naginjang. “Salah satu desa wisata yang berhasil menarik perhatian para wisatawan dengan keindahan yang ada di sana, tentunya masih banyak lagi moment yang menarik selama pelatihan ini berlangsung,” tambahnya.
Dirinya berharap, setelah mengikuti pelatihan ini setiap peserta boleh memaparkan dan langsung mempraktikkan apa yang sudah didapat selama pelatihan. “Karena banyak hal yang kita dapat. Jadi, sedikit banyaknya pasti bisa kita terapkan di desa masing-masing agar pelatihan ini tidak berlangsung sia-sia,” harapnya.
Selain itu, Pretty juga berharap, agar seluruh warga Kabupaten Samosir memiliki pola pikir yang lebih terbuka. “Hati yang lebih luas, persepsi yang lebih positif untuk hal hal yang baru. Agar dapat menyesuaikan di tengah perkembangan zaman. Saya kira Samosir akan lebih cepat berkembang dari apa yang sudah kita lihat sekarang. Yang menjadi tantangan besar kita saat ini adalah pola pikir kita sendiri,” pungkasnya. (wol/ward/d2)
editor: FACHRIL SYAHPUTRA
Discussion about this post